Senin, 29 November 2010

konseling islam

konseling Islam adalah holistik, dan berfokus pada tindakan pencegahan serta menangani masalah langsung dan masalah mempertimbangkan. Ini orang secara keseluruhan sebagai suatu integrasi, fisik, aspek mental dan emosional, serta ekspresi gaya hidup dan lingkungan sosial. Paling penting , tampak pada pengembangan spiritual sebagai landasan untuk penyembuhan dan pencegahan masalah di masa depan;. utama Tujuan adalah untuk memfasilitasi konseli bertanggung jawab penuh atau dia sendiri untuk pilihan, emosi, pikiran, dan perilaku dan untuk merangkul kesempatan yang menarik untuk diri sendiri -penemuan dan pertumbuhan di segala bidang menjadi dan kehidupan. Dengan demikian, sebuah kepribadian yang sehat dan kuat, sebagai orang percaya, dicetak dan ini mengarah ke tujuan menyeluruh dari menyembah Allah SWT seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad, SAW. Model Islam konseling membedakan dirinya dari model lain penyuluhan oleh anak yang berasal dari sumber ilahi. Dengan demikian nilai-nilai spiritual dan moral, serta nilai-nilai kemanusiaan, berdiri pada inti penyembuhan mental dan emosional, dan modifikasi perilaku selanjutnya. Pada sama, waktu Islam model konseling tidak menghindar dari gambar pada kedua klasik kontemporer pengetahuan. dan Menurut hadits Nabi SAW, "adalah Kebijaksanaan milik yang hilang dari orang percaya, maka di mana pun ia menemukannya, ia memiliki lebih baik hak untuk itu "(Al-Tirmidhi). Muslim mungkin, karena itu, manfaat dari pemikiran Barat, ilmu pengetahuan, dan aplikasi praktis mana pun hal tersebut sesuai dengan keyakinan Islam dan prinsip-prinsip. Pilar model konseling Islam dibangun di atas konsepsi manusia secara keseluruhan, termasuk, mental, emosional, moral, dan spiritual aspek fisik hidup. Aspek-aspek tersebut dibahas tidak hanya dalam mengejar kebahagiaan dan kesuksesan dalam hal ini hidup, tetapi dalam perspektif yang lebih besar dari pengembangan diri atau jiwa, dan tahapannya: * an-nafs al-ammarah bil-soua'a - jiwa rawan dan menghasut kejahatan * an-nafs al-lawammah - jiwa mencela diri * an-nafs al-mutma'ainnah - jiwa tenang Model Islam konseling adalah unik, transformatif, dan agung karena prinsip-prinsip terapi wawasan, intervensi, dan aplikasi praktis yang dibangun di atas kebenaran hakiki Al-Qur'an yang mulia dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Model Islam konseling berfokus pada syarat diri / pengembangan jiwa - syarat fisik seperti gizi, pernapasan dalam, dan pembersihan organ tubuh; syarat mental seperti kekuatan keyakinan, peran imajinasi, dan kekuatan refleksi; syarat emosi seperti self-pemeriksaan, atas dasar harian, pembersihan emosional racun seperti kemarahan dan iri hati, dan meningkatkan kesadaran bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya, atau lebih dari itu, daripada kecerdasan kognitif, dan keperluan spiritual seperti memurnikan hati, berjuang untuk beroperasi dari jiwa tenang, dan benar-benar menyerah kepada Allah SWT.

Kekeliruan Pemahaman tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Prayitno (2003) telah mengidentifikasi 15 kekeliruan pemahaman orang dalam melihat bimbingan dan konseling, baik dalam tataran konsep maupun praktiknya yang tentunya sangat mengganggu terhadap pencitraan dan laju pengembangan profesi ini. Kekeliruan pemahaman ini tidak hanya terjadi di kalangan orang-orang yang berada di luar Bimbingan dan Konseling, tetapi juga banyak ditemukan di kalangan orang-orang yang terlibat langsung dengan bimbingan dan konseling. Kelimabelas kekeliruan pemahaman itu adalah : 1. Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah identik dengan pendidikan sehingga sekolah tidak perlu lagi bersusah payah menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dianggap sudah implisit dalam pendidikan itu sendiri. Cukup mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari pendidikan. Mereka sama sekali tidak melihat arti penting bimbingan dan konseling di sekolah. Sementara ada juga yang berpendapat pelayanan bimbingan dan konseling harus benar-benar terpisah dari pendidikan dan pelayanan bimbingan dan konseling harus secara nyata dibedakan dari praktik pendidikan sehari-hari. Walaupun guru dalam melaksanakan pembelajaran siswa dituntut untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan interpersonal dengan para siswanya, namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak hal yang menyangkut kepentingan siswa yang tidak bisa dan tidak mungkin dapat dilayani sepenuhnya oleh guru di sekolah melalui pelayanan pengajaran semata, seperti dalam hal pelayanan dasar (kurikulum bimbingan dan konseling), perencanaan individual, pelayanan responsif, dan beberapa kegiatan khas Bimbingan dan Konseling lainnya. Begitu pula, Bimbingan dan Konseling bukanlah pelayanan eksklusif yang harus terpisah dari pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki derajat dan tujuan yang sama dengan pelayanan pendidikan lainnya (baca: pelayanan pengajaran dan/atau manajemen), yaitu mengantarkan para siswa untuk memperoleh perkembangan diri yang optimal. Perbedaan terletak dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, dimana masing-masing memiliki karakteristik tugas dan fungsi yang khas dan berbeda (1). 2. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater. Dalam hal-hal tertentu memang terdapat persamaan antara pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, yaitu sama-sama menginginkan konseli/pasien terbebas dari penderitaan yang dialaminya, melalui berbagai teknik yang telah teruji sesuai dengan masing-masing bidang pelayanannya, baik dalam mengungkap masalah konseli/pasien, mendiagnosis, melakukan prognosis atau pun penyembuhannya. Kendati demikian, pekerjaan bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter atau psikiater. Dokter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor bekerja dengan orang yang normal (sehat) namun sedang mengalami masalah.Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara bimbingan dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi perilaku, pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-teknik khas bimbingan dan konseling. 3. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang bersifat insidental. Memang tidak dipungkiri pekerjaan bimbingan dan konseling salah satunya bertitik tolak dari masalah yang dirasakan siswa, khususnya dalam rangka pelayanan responsif, tetapi hal ini bukan berarti bimbingan dan konseling dikerjakan secara spontan dan hanya bersifat reaktif atas masalah-masalah yang muncul pada saat itu. Pekerjaan bimbingan dan konseling dilakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di dalamnya mengggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk kepentingan pencegahan, pengembangan maupun penyembuhan (pengentasan) 4. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja. Bimbingan dan Konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus dapat melayani seluruh siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa berhak dan mendapat kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia. 5. Bimbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak normal”.  Sasaran Bimbingan dan Konseling adalah hanya orang-orang normal yang mengalami masalah. Melalui bantuan psikologis yang diberikan konselor diharapkan orang tersebut dapat terbebaskan dari masalah yang menghinggapinya. Jika seseorang mengalami keabnormalan yang akut tentunya menjadi wewenang psikiater atau dokter untuk penyembuhannya. Masalahnya, tidak sedikit petugas bimbingan dan konseling yang tergesa-gesa dan kurang hati-hati dalam mengambil kesimpulan untuk menyatakan seseorang tidak normal. Pelayanan bantuan pun langsung dihentikan dan dialihtangankan (referal). \ 6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja. Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang ditemukan atau keluhan awal disampaikan konseli. Namun seringkali justru konselor mengejar dan mendalami gejala yang ada bukan inti masalah dari gejala yang muncul. Misalkan, menemukan siswa dengan gejala sering tidak masuk kelas, pelayanan dan pembicaraan bimbingan dan konseling malah berkutat pada persoalan tidak masuk kelas, bukan menggali sesuatu yang lebih dalam dibalik tidak masuk kelasnya. 7. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan. Ukuran berat-ringannya suatu masalah memang menjadi relatif, seringkali masalah seseorang dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat kompleks dan berat. Begitu pula sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja. Terlepas berat-ringannya yang paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk mengatasinya secara cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor seyogyanya mengalihtangankan masalah (referal) kepada pihak yang lebih kompeten. 8. Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”. Masih banyak anggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah “polisi sekolah” yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan di sekolah.Tidak jarang konselor diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian, bahkan diberi wewenang bagi siswa yang bersalah. Dengan kekuatan inti bimbingan dan konseling pada pendekatan interpersonal, konselor justru harus bertindak dan berperan sebagai sahabat kepercayaan siswa, tempat mencurahkan kepentingan apa-apa yang dirasakan dan dipikirkan siswa. Konselor adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan. 9. Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat. Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian nasihat. Pemberian nasihat hanyalah merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. 10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang terisolasi, melainkan proses yang sarat dengan unsur-unsur budaya,sosial,dan lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin menyendiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Di sekolah misalnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tidak berdiri sendiri.Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua,siswa,guru,dan piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu penanggulangannya tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru pembimbing saja .Dalam hal ini peranan guru mata pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak lain sering kali sangat menentukan. Guru pembimbing harus pandai menjalin hubungan kerja sama yang saling mengerti dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah itu. Di samping itu guru pembimbing harus pula memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan dapat diadakan untuk kepentingan pemecahan masalah siswa. Guru mata pelajaran merupakan mitra bagi guru pembimbing, khususnya dalam menangani masalah-masalah belajar.Namun demikian, konselor atau guru pembimbing tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan ahli atau petugas lain. Sebagai tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam menangani masalah siswa guru pembimbing harus harus berani melaksanakan pelayanan, seperti “praktik pribadi”, artinya pelayanan itu dilaksanakan sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang profesional justru salah satu cirinya pekerjaan mandiri yang tidak melibatkan campur tangan orang lain atau ahli. 11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif Sesuai dengan asas kegiatan, di samping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien,harus secara langsung aktif terlibat dalam proses tersebut.Lebih jauh, pihak-pihak lain hendaknya tidak membiarkan konselor bergerak dan berjalan sendiri. Di sekolah, guru pembimbing memang harus aktif, bersikap “jemput bola”, tidak hanya menunggu didatangi siswa yang meminta layanan kepadanya.Sementara itu, personil sekolah yang lain hendaknya membantu kelancaran usaha pelayanan itu. Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama yang beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada konselor saja. Jika kegiatan yang pada dasarnya bersifat usaha bersama itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang mantap, tersendat-sendat, atau bahkan tidak berjalan sama sekali. 12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi. 13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien Cara apapun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien dan berbagai hal yang terkait dengannya.Tidak ada suatu cara pun yang ampuh untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah yang tampaknya “sama” setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakekatnya berbeda, sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasinya. Pada dasarnya.pemakaian sesuatu cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan konseling, dan sarana yang tersedia. 14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan instrumentasi Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dan dapat dikembangkan pada diri konselor adalah “mulut” dan keterampilan pribadi. Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen (tes.inventori,angket dan dan sebagainya itu) hanyalah sekedar pembantu. Ketidaan alat-alat itu tidak boleh mengganggu, menghambat, atau bahkan melumpuhkan sama sekali usaha pelayanan bimbingan dan konseling.Oleh sebab itu, konselor hendaklah tidak menjadikan ketiadaan instrumen seperti itu sebagai alasan atau dalih untuk mengurangi, apa lagi tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sama sekali.Tugas bimbingan dan konseling yang baik akan selalu menggunakan apa yang dimiliki secara optimal sambil terus berusaha mengembangkan sarana-sarana penunjang yang diperlukan 15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat. Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan “cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam. Hasil bimbingan dan konseling tidaklah seperti makan sambal, begitu masuk ke mulut akan terasa pedasnya. Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari kemudian, atau bahkan beberdi seorang dokter, mungkin manfaat dari hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia menjadi seorang dokter. “Adaptasi dan disarikan dari : Prayitno.2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas : Jakarta”

Laporan Praktek Profesi Mahasiswa (PPM) di RS AL Ihsan, Bale Endah-Bandung

BAB I PENDAHULUAN Seorang manusia dapat dikatakan sehat jasmani dan rohaninya apabila kedua unsur tersebut seimbang dan saling terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila satu diantara keduanya sakit atau tidak sempurna sama halnya dengan setiap manusia yang terkena penyakit berat pasti jasmani dan rohaninya tidak seimbang dan tidak saling terpenuhi, maka yang lainnya akan mengalami ketidakseimbangan. Dalam hal ilmu kedokteran, hal ini disebut disebut “psikosimatik” yaitu suatu penyakit yang berhubungan antara jasmani dan rohani (Ali Yafie, 1996:60). Sakit dan sehat merupakan kondisi universal yang dapat dijunpai dalam bentuk kehidupan. Tak terkecuali manusia, hewan, dan tumbuh tumbuhan pun mengalami sehat dan sakit. Bahkan mungkin makhluk anorganik seperti tanah,air dan batu. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan manusia menganggap sehat saja yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang demikian jelas merupakan kesalahan besar, sebab Allah berfirman :                  •  “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (Q. S. Shaad Ayat 27) Kebanyakan orang cenderung menganggap bahwa cobaan dan ujian dalam hidup terbatas pada hal-hal yang tidak menyenangkan saja, seperti: sakit, bencana alam, bangkrut, tidak punya uang, sedih, kecelakaan, dan lain-lain yang bersifat merugikan bagi orang lain dan dirinya. Tetapi, tanpa kita sadari, bahwa hal-hal yang baik pun ternyata cobaan bagi kita, seperti: sehat, senang, bahagia, punya uang, kaya, jabatan, dan lain-lain yang bersifat menguntungkan bagi diri manusia dan orang lain yang ada di sekitarnya. (Ali Yafie, 1996: 3) Salah satu fungsi agama adalah membeimbing manusia kedalam jalan yang benar. Agama diisyaratkan oleh Allah sebagai aturan untuk segala kebutuhan manusia, baik jasmani atau rohani. Para pakar berpendapat bahwa untuk memahami manusia seutuhnya, pendekatan yang dilakukan tidak hanya memandang bahwa manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial, tetapi melainkan bio-psiko-sosio-spiritual. Untuk itu, bimbingan spiritual dalam bentuk bimbingan, dan penerapan keagaaman terhadap ibadah pasien sangatlah penting sebagai pembantu dalam membuat rohani dan mental pasien. Seorang yang sakit penting diberikan bimbingan rohaninya, karena kondisi fisik bisa berpengaruh psikologis karena adanya keterkaitan dikeduanya. Pengobatan tidak hanya dengan menggunakan obat-obatan anti stress attau depresi, tetapi juga menyentuh segi-segi keagaman. Pasien ditingkatkan keimanan dan ketakwaannya dan diyakini bahwa semuanya harus diterima dengan ikhlas dan sabar, tidak terlalu berontak. BAB II PROFIL RSUD AL IHSAN BALE ENDAH A. Riwayat Singkat tentang RSUD Al Ihsan Bale Endah Riwayat RS Al Ihsan Sebelum Menjadi RSUD Al Ihsan Bale Endah o 12 November 1995 s.d. Maret 2005 dibawah naungan Yayasan RSI Al Ihsan – Peletakan Batu Pertama oleh Bpk Wagub Jawa Barat (HMA Sampurna) Pada 17 Ramadhan 1413 H; 1993 M – Rumah Sakit Swasta bernuansa Islami – Tata letak bangunan : Kampung Matuh Banjar Pamidangan (Village System) – Luas Lahan : 45.000 M2 – Luas Bangunan : 29.617,75 M2 – Dana Pembangunan: Rp 45.324.798.032,- B. Dasar Hukum RSUD Al Ihsan Mulai 10 Maret 2005 - saat ini dibawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. o Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 372 K/Pid/2003 dan Berita Acara Pengembalian Barang Bukti Asset Rumah Sakit Islam Al Ihsan dari Kejaksaan Negeri Bandung Kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat tanggal 10 Maret 2003; o Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi, rumah sakit menjadi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat; o Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor : 900/Kep.921-Keu/2009 tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat; C. VISI RSUD AL-IHSAN o Rumah Sakit Umum Daerah terdepan o Pilihan utama di Jawa Barat o Tahun 2013 MISI RSUD AL IHSAN 1. Memberikan pelayanan kesehatan spesialistik luas bernuansa islami dengan unggulan pelayanan kesehatan industri, kesehatan ibu dan anak, dan kesehatan lansia; 2. Membangun sumber daya manusia yang amanah dan profesional dilandasi iman dan taqwa; 3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas dan modern; 4. Membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan semua “share holder“ dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan; 5. Tempat Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran dan Keperawatan yang menghasilkan SDM yang amanah, Iman dan Taqwa; 6. Tempat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi Pelayanan Kesehatan dalam menunjang Program Indonesia Sehat 2010; D. MOTTO IKHLAS : Melindungi dari Segala Hal yang diharamkan Allah SWT. o Ilmiah dijiwai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. o Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang akan menghasilkan hidayah sehingga dapat dipertanggung jawabkan kepada Illahi o Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk kesembuhan pasien o Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan pasien dalam hal biaya dan tenaga o Lancar dalam setiap pelayanan o Asri dan Aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga pasien merasa nyaman o Sabar, Santun, Sopan serta Senyum adalah sikap yang kami terapkan pada setiap pelayanan. I H S A N “Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah, dan bilamana kamu tidak bisa melihat Allah pasti melihat kamu“ Dengan demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada tingkatan ibadah yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagio seluruh pegawai RSI Al-Ihsan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Falsapah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan kesehatan menjadi insan pengabdi (abdi Allah) yang yakin bahwa penyakit itu diciptakan oleh Allah dan hanya dapat disembuhkan karena ijin Allah, serta mendorong insan kesehatan untuk menemukan obat penangkalnya sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW : “Alah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengerti dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim). Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan kesehatan dari tindakan yang menyimpang dari kode etik dan tata cara pengobatan yang benar sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW : “Allah tidak menjadikan penyembuhan dengan apa yang diharamkan atas kamu” (HR. Baihaqi) Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan yang berpegang teguh pada falsafah IHSAN hendaknya : 1. Yakin bahwa hanya karena ijin Allah seorang penderita dapat sembuh kembali 2. Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus dicari atau dipelajari 3. Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan cara-cara yang tidak diharamkan oleh Allah yakin bahwa pelayanan kesehatan yang didasarkan karena Allah, akan menjadi bagian dari ibadah kepada Allah. Tujuan RSUD Al-Ihsan Meningkatkan cakupan, mutu dan efisiensi pelayanan secara professional untuk meningkatkan kemandirian dan kerjasama di dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. E. Fasilitas Rumah Sakit o KELAS VIP (R. ZAITUN II) o KELAS I (R. ZAITUN II) o KELAS II. A (R. ZAITUN I) o KELAS II. B (R. ZAITUN I) o KELAS III (R. A’SAL ZUMAR) o KELAS III GAKIN (R. A’SAL ZUMAR) o PAVILIUN ANAK (R. LUKMANUL HAKIM) o KEBIDANAN (R. NASHER) F. Corporate Culture RSUD Al-Ihsan Tiada upaya penyembuhan yang diharamkan Allah, kami jadikan pedoman dan pegangan pengobatan dan pelayanan (HR. Baihaki) Kehadiran Rumah Sakit Islam Al Ihsan adalah wujud Amanah dan bagi kemaslahatan umat. Kepemimpinan di Rumah Sakit Islam Al Ihsan adalah bentuk pengabdian, fasilitas perubahan, aparat dan konsumen Rumah Sakit. Profesionalisme dikembangkan pada jalur Amar Ma’ruf Nahyi Munkar dalam kemasan Akhlaqul Karimah dan berbentuk pelayanan bernuansa Islami. Sopan, santun, ramah dan senyum merupakan ciri pelayanan yang bersilaturahmi. Penyelenggaraan urusan agama dan dunia memerlukan harta dan dana, kami jadikan landasan dan kebijakan untuk menentukan pola tarif dan biaya. Segala daya upaya, dana dan sarana disiapkan bagi kepentingan dan kepuasan pasien. Harapan dan do’a, ikhtiar dan sabar, dalam kerja dan pelayanan kami tanamkan pada kepasrahan kepada Allah Maha Penyembuh. G. Struktur Organisasi RSUD Al-Ihsan BAB III PEMBAHASAN LAPORAN PRAKTEK PROFESI A. Gambaran Proses Yang Telah dilaksanakan Persiapan materi atau bahan-bahan bimbingan yang disampaikan kepada pasien ataupun keluarga pasien, yaitu dengan cara mengumpulkan materi perkuliahan yang berhubungan dengan kegiatan ini yang dipelajari kuliah maupun dari buku yang sudah dibaca maupun belum. Adapun ketika bimbingan yang dilakukan, yaitu bimbingan akhlak, bimbingan ibadah, bimbingan doa, pelayanan doa, bimbingan keluarga pasien, dan pemberian motivasi pada pasien maupun keluarga pasien. Namun ada perbedaan dari jenis Bimbingan Rohani yang dilakukan selama melakukan praktik dengan yang ditulis di desain praktik. Karena lebih banyak mengikuti arahan dari WAROIS yang ada di Rumah Sakit dan ada juga Bimbingan Rohani yang yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Hari pertama kami melakukan praktik tepatnya di ruang Zaitun 1(KELAS 2B), perawat masih ada yang menanyakan fungsi kehadiran, targetan, tujuan yang ingin ditempuh oleh para peserta PPM seolah-olah kami akan mengambil lahan perawat. Tapi masalah itu selesai dengan datangnya WAROIS dan menjelaskan kedatangan kami kepada para perawat. Kemudian hari kedua kami dibimbing oleh para WAROIS yang ada disana, para WAROIS mencontohkan terlebih dahulu bagaimana cara membimbing dan mendoakan kepada salah satu pasien, kemudian setelah itu kami langsung ditugaskan menyelesaikan bimbingan rohani di ruangan-ruangan pasien yang belum dikunjungi WAROIS. Diruangan juga kami dibimbing oleh penanggung jawab ruangan tentang bagaimana keadaan keadaan pasien yang akan kami bimbing. Selain itu kami juga tidak lupa untuk selalu berkomunikasi dengan WAROIS lapangan untuk mengkonsultasikan kesulitan-kesulitan yang kami temukan dilapangan. Dalam melaaksanakan praktik pun kami dibimbing oleh WAROIS agar senantiasa mengikuti peraturan yang ada. B. TAHAP PELAKSANAAN 1. Attending dan wawancara pembuka  Tenaga bimroh memulainya dengan mengetuk pintu dan membaca salam ketika memasuki ruangan pasien.  Menjalin hubungan di awal konseling dengan menciptakan hubungan baik dengan klien yaitu berupa : o Memberikan senyuman dan sapaan yang ramah kepada pasien yang dikunjungi. o Memberikan kehangatan dalam menerima pasien yang diberi bimbingan. o Memberikan empati dan simpatinya dengan musibah yang dialami oleh pasien secara verbal atau non-verbal. Proses ini dilakukan ketika pertama kali melakukan bimbingan dan pelayanan do’a kepada pasien. Karena baik atau tidaknya bimbingan dan pelayanan do’a tergantung dari wawancara terbuka atau kesan pertama pasien terhadap bimroh itu sendiri. 2. Melakukan Pengkajian Adapun proses kedua dalam melaksanakan bimbingan dan pelayanan doa yaitu melakukan pengkajian. Dalam melakukan pengkajian data ini hal-hal yang harus dipertanyakan oleh seorang bimroh adalah sebagai berikut: o Mengkaji latar belakang pasien o Mengkaji ibadah pasien o Mengkaji kondisi psikis pasien berupa perasaan, hal-hal apa saja yang menyebabkan pasien merasa resah, gelisah, bagaimana pasien menanggapi penyakit yang dialaminya dan apakah pasien memiliki semangat untuk sembuh atau tidak. C. MASALAH YANG KAMI HADAPI SELAMA MELAKUKAN PRAKTIK PROFESI 1. Permasalahan Umum Masalah yang kami hadapi selama melakukan Praktik Profesi diantaranya: o Perawat masih ada yang menanyakan fungsi kehadiran, targetan, tujuan yang ingin ditempuh oleh para peserta PPM seolah-olah mengambil lahan perawat o Karena jadwal bimbingan yang tidak konsisten sering terjadi bertubrukan dengan perawat o Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan Mahasiswa PPM dengan para perawat o Jumlah pasien rawat inap tidak seimbang dengan binroh sehingga pelayanan tidak seimbang 2. Permasalahan Khusus Permasalahan yang ditemukan selama PPM di RSUD Baleendah, yang hendak diangkat dalam laporan ini yaitu kasus Ny Amelia. Karena selama saya bertugas di ruang Zumar dan Zaitun 1 sesi bimbingan ibadah dan pelayanan do’a, hanya Ny.Amelia yang mendapatkan pelayanan secara khusus. Gangguan yang dialami oleh Ny Amelia dapat digambarkan sebagai berikut : Nama : Ny Amelia Usia : 24 Tahun Gangguan : Sakit Liver Lama : 3 minggu, rawat inap Gejala awal : Pasien merasa gelisah, berkeluh kesah karena sudah di ponis hidupnya sudah tidak lama lagi. Maka sesuai dengan gambaran proses yang sudah dijelaskan seperti diatas, pertama kali praktikan melakukan wawancara terbuka. Dalam wawancara pembuka seperti melakukan sapaan hangat. Maksud yang akan dicapai oleh praktikan yaitu agar dengan adanya wawancara terbuka dapat memudahkan kegiatan bimbingan dikemudian hari. Pertemuan pertama dilakukan dengan wawancara terbuka dan penentuan masalah. Maka setelah dilakukan tahapan penentuan masalah terbukalah permasalahan pasien, yang gambarannya sebagai berikut: 1. Pasien sulit di bimbing untuk mengerjakan shalat, karena penyakit yang di deritanya 2. Pasien mengalami putus asa, bahkan sampai pada titik yang membahayakan hal ini kesadaran pasien sudah tak terkendali. 3. Pasien mengalami kegelisahan, itu terlihat dari mimik muka yang di tampilkan oleh pasien karena ingin cepat-cepat keluar dari rumah sakit dan ingin bertemu dengan anaknya. Karena ny.Amelia ini meninggalkan bayi yang masih berusia 3 tahun. 4. Selain pasien, keluarga pasien pun mengalami kegelisahan yang sama. Kegelisahan keluarga pasien terungkap dari wawancara yang dilakukan. Berdasarkan keempat analisa diatas maka solusi yang diambil oleh bimroh (penulis) dalam menangani masalah bapak Dayat yaitu: 1. Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan atau komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Komunikasi ini lebih ditekankan pada pemberian motivasi baik pada pasien atau keluarga pasien itu sendiri. Karena salah satu fungsi komunikasi ini adalah membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan. Karena itulah pada pertemuan-pertemuan dengan pasien tak henti-hentinya penulis selalu memberikan dukungan, motivasi dan sentuhan secara fisik berupa usapan. Dengan maksud agar pasien merasakan bahwa kita dan keluarganya senantiasa ada disampingnya hal tersebut dilakukan untuk memompa semangat bahwa kesembuhannya sangat dinanti oleh keluarga dan anak-anaknya. 2. Pelayanan Do’a Pelayanan do’a menjadi bagian integral dalam melaksanakan solusi permasalahan untuik memecahkan solusi diatas. Kegiatan ini pun dilakukan dari pertemuan pertama hingga terakhir (keempat). Karena pemberian doa merupakan kegiatan wajib dalam pelayanan binroh baik yang praktik ataupun binroh yang sudah lama dinas. Esensi do’a pada dasarnya memiliki peran yang penting dalam membantu penyembuhan pasien. Karena pada dasamya do’a itu dapat membuat pasien menjadi tenang. Dan ketenangan yang ada dalam pasien adalah faktor utama dalan menyembuhkan penyakit selain dari sentuhan medis. Karena dengan sikap yang tenang diharapkan pasien dapat mengambil tindakan dengan bijak - terkait dengan penyembuhanya. Oleh karena itu, salah satu fungsi dari pelayanan doa yaitu mampu memberikan ketenangan secara batiniah pada pasien. 3. Bimbingan Ahklak Bimbingan akhlak yang dimaksud adalah bagaiamana antara pasien dan keluarga pasien memandang penyakit itu bukan sebagai musibah. Bimbingan akhlak lebih bersifat pada pemberian diskusi, dengan keluarga pasien dan pasien tentang esensi sabar dalan menghadapi penyakit. Bimbingan akhlak lebih sering dilakukan pada keluarga pasien. Hampir tiap sesi yang dilakukan bimbingan senantiasa meluangkan waktu 5-10 menit untuk berdialog pada keluarga pasien. Ini diharapkan agar keluarga pasien tidak menambah beban pada pasien yang mengalami gangguan. Hasil yang diharapkan yaitu terjalin kerja sama antara binroh dengan pasien agar memberikan dukungan, motivasi dan do’a untuk kesembuhan pasien. Barulah pada pertemuan ketiga dan terakhir binroh melakukan dialog tentang penyakit yang dialaminya, yang secara otomatis diarahkan pada sikap sabar dan iklas yang harus diambil oleh pasien. D. Hasil yang telah dicapai Dengan melakukan tindakan yang dilakukan berupa komunikasi terapeutik yang mengarah pada motivasi, bimbingan do’a dan bimbingan akhlak. Maka pada sesi terakhir pelayanan binroh yaitu pada pertemuan akhlak dapat dilihat perubahan sebagai berikut: 1. Pasien mengalami ketenangan, itu dilakukan bimbingan akhlak pada sudah terlihat dari pertemuan ketiga terlebih lagi pada pertemuan ke empat pasien suidah bisa tertawa. Selain dari pelayanan binroh tentunya faktor medis yang dilakukan oleh dokter pun berperan dalam menyembuhkan penyakit pasien. 2. Setelah keluarga pasien, ketika pertemuan kedua pun antara binroh dan keluarga pasien sudah bisa bekerja sama untuk menyembuhkan penyakit pasien dengan memberikan ketenangan dan motivasi. Bukan hanya binroh akan tetapi keluarga pasien pun tak henti-nya melakukan bimbingan pada pasien agar ingat selalu akw Allah. Akhirnya pada pertemuan terakhir pasien pun sudah menyadari bahwa sakit itu bukan musibah tapi hanya sebatas ujian yang Allah berikan manusia. Panduan Interaksi Pembimbing-Klien 1. Tahap Prainteraksi • Mengumpulkan data tentang klien. • Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri. • Membuat rencana pertemuan dengan klien (kegiatan, waktu tempat). 2. Tahap Orientasi • Memberikan salam dan tersenyum pada klien. • Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif) biasanya pada pertemuan lanjutan. • Memperkenalkan nama perawat. • Menanyakan nama panggilan kesukaan klien. • Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien. • Menjelaskan peran perawat dan klien. • Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. a. Menjelaskan tujuan. b. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan. • Menjelaskan kerahasiaan. 3. Tahap Kerja • Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya. • Menanyakan keluhan utama/keluhan yang mungkin berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan. • Memulai kegiatan dengan cara yang baik. • Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana. 4. Tahap Terminasi • Menyimpulkan hasil kegiatan: evaluasi proses dan hasil. • Memberikan reinforcement positif. • Merencanakan tindak lanjut dengan klien. • Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya (waktu, tempat, topik). • Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik. 5. Dimensi Respon/ perilaku non verbal minimal yang perlu ditunjukkan: • Berhadapan. • Mempertahan kontak mata. • Tersenyum pada saat yang tepat. • Membungkuk kea rah klien pada saat yang diperlukan. • Mempertahankan sikap terbuka (tidak bersedekap, memasukkan tangan ke kantung atau melipat kaki). Ringkasan tugas utama perawat dalam tiap tahap dari proses hubungan terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1995). Fase Tugas Prainteraksi  Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri.  Menganalisa kekuatan profesional diri dan keterbatasan.  Mengumpulkan data tentang klien jika mungkin.  Merencanakan untuk pertemuan dengan klien. Pendahuluan atau Orientasi  Menentukan mengapa klien mencari pertolongan.  Menyediakan kepercayaan, penerimaan dan komunikasi terbuka.  Membuat kontrak timbal balik.  Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan tindakan.  Mengidentifikasi masalah klien. Kerja  Mengeksplorasi stressor yang sesuai/ relevan.  Mendorong perkembangan insight klien dan penggunaan mekanisme koping konstruktif.  Mengenai tingkah laku yang di pertahankan oleh klienlresistence. terminasi  Menyediakan realitas perpisahan.  Melihat kembali kemajuan dari terapi dan pencapaian tujuan.  Saling mengeksplorasi perasaan adanya penolakan, kehilangan, sedih dan juga tingkah laku yang berkaitan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sakit dan mati adalah dua karakter yang berbeda namun memiliki substansi yang sama, yaitu sesuatu yang sangat membebani perasaan manusia, ia tak mengenal usia dan situasi. Siapa dan dimanapun, sakit akan tetap menyapa setiap orang. Dengan kehendak-Nya, semua tak akan mampu mengubah karakter tersebut. Sakit dan mati telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, kegiatan binroh berupa komunikasi terapeutik, pelayanan do’a dan pemberian bimbingan akhlak memegang esensi yang penting dalam membantu proses penyembuhan pasien, sehingga menjadi sebuah peran pentiing dalam pelayanan binroh di Rumah sakit. B. Saran 1. Adakah sosialisasi tentang binroh terhadap pasien melalui staf keperawatan agar pasien tidak canggung dengan istilah binroh. 2. Perbanyak jumlah binroh agar bisa bekerja lebih optimal dalam pelayanan membantu penyembuhan pasien. 3. Perlengkapan sarana dan prasarana di ruang binroh untuk mengefektikan tim kerja binroh. 4. Bagi dosen pembimbing hendaknya bisa mendamping para mahasiswa supaya tidak terjerumus pada hal yang tida di inginkan. KUMPULAN TAUSIAH LEWAT AIPHONE Materi 1 dengan tema ”Doa” (16 Juli 2010)       •         ”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [1326] yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku. (QS Al Mu’min:60) Selain melakukan usaha, kita sebagai umat islam diperintahkan untuk berdoa karena kecemerlangan dan doa tidak dapat dipisahkan. Bahkan doa adalah ibunya ibadah. Demikan yang disabdakan Nabi menurut riwayat Imam Tirmidzi. Doa yang diucapkan secara ikhlas akan memberi dampak terhadap hidup kita. Berkaitan dengan ini , Imam Annawawi mengutip perkataan Imam Algozali yang berkata, ”Doa menjadi penyebb seseorang dijauhkan dari musibah dan seeorang didekatkan dengan rahmat. Doa dapat diibaratkan sebagai perisai yang menjadi tameng agar senjata tidak dapat menembus badan. Dalam sebuah hadist, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nabi bersabda, ” mintalah pada Allah karunianya, sesungguhnya Allah menyukai permohonan dari hambaNya.” Doa merupakan senjata yang sangat penting karena doa dapat merubah Qadar Allah sekaligus menjamin kecemerlangan seseorang. Namun seseorang yang berdoa hendaklah mmbersihkan dirinya terlebih dahulu agar doanya dimakbul Allah. Untuk itu dalam segala hal gerutama dalam melakukan sesuatu berdoalah dengan hati yang ikhlas, tabah, dan penuh pengharapan. Materi 2 dengan tema ” Makna Musibah” (18 Juli 2010) Setiap manusia pasti akan mengalami musibah. Tidak ada manusia yang bebas dari musibah. Oleh karena itu, maka kita perlu penetahuan yang baik mengenai konsepsi musibah, karena dengan pengetahuan yang baik secara islami akan sangat membantu dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah menurut Al Quran dan hadist mempunyai paling sedikitnya 3dimensi Pertama, sebagai hukuman Allah atas pembangkangan yang dilakukan manusiapada aturan yang telah ditetapkanNya (itu namanya hukum sebab-akibat) Kedua, sebagai penghapusan dosa sehingga dengan demikian ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi, karena hukumannnya sudah ditunaikan Allah di dunia (itu namanya penebus dosa) Ketiga, sebagai ujian untuk kenaikan derajat dimata Allah(sebagaimana yang dialami Rosullulah SAW ). Rosullulah Saw bersabda: ” sesungguhnya orang-orang akan diperberat (musibah) atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti gtertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapuskan dosa-dosanya , dan akan ditingkatkan drajatnya” Hadist Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Al Hakim dan Baihaqi. Pada hakikatnya, semua ketentuan ditetapkan Allah kepada kita termasuk musibah, tidak ada yang buruk. Masalahnya adalah mampu atau tidaknya kita memanfaatkannya. Orang yang mampu memanfaatkan ketentuan yang ditetapkan Allah baginya, akan beruntung. Sedangkan sebaliknya akan merugi. Hal ini dapat diibaratkan dengan yang tidak bisa menulis dikasih pena emas, atau apalah gunanya buku bermutu kepada orang yang tidak bisa baca maka pena eemas dan buku bermutu itu, niscaya baginya hanyalah merupakan beban saja, karena ia harus menyimpan dan merawatnya. Seorang ahi hikmah berkata:”ketika Allah memberi mu hikmah, akan terasa oleh mu kebaikan-kebaikannya, dan ketika Allah memberi mu musibah ,sebenarnya ia akan memberimu hikmah.” demikianlah cara Allah mencurahkan kasih sayang Nya kepada manusia , yaitu mahkluk yang diciptakanNya, yaitu makhluk yang paling sempurna dengan mahkluk-makhluk ciptaanNyayang lain. Ya Rahman kami mengharapkan (mendapat) RahmatMu, oleh karena itu jangan biarkan diri kami sekejap mata tanpa pertolongan dan Rahmat Mu, serta perbaikilah seluruh urusan kami. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang bersabar, dan senantiasa ikhlas dan tabah dalam menghadapi cobaan. Materi 3 dengan tema ” hikmah adanya sakit” Salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah kepada kita adalah sakit. Akankah sakit yang kita alami, justu menjauhkan diri kepada Allah? Bisakah kita menerima dengan ridho? Mampukah kita meneladani Rosullulah Ayub a.s ewaktu dirundung kemalangan, berupa kemiskinan dan penyakit menahun yang parah? Beliau justru ridho,syukur, dan sabar karena merasa lebih mendapat perhatian dan kasih sayang Allah. Sebagai seorang beriman, tentunya sadar sepenuhnya bahwa Allah SWT memberikan ujian berupa sakit kepada hambaNyatentu mengandung hikmah yang besar sebagai pelajaran dan kebaikan, untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketetapannya kepada Allah SWT. Berbagai penyakit itu merupakan bagian dari cobaan-cobaan Allah yang diberikan kepada hambaNya. Cobaan merupakan ketetapan Allah berdasarkan rahmat dan hikmah. Sungguh Allah menetapkan wujud sesuatu pasti didalamnya terkandung kebaikan, rahmat, dan hikmah yang kadang tidak mungkin dapat ditalar oleh akal manusia. Andaikan kita dapat menggali hikmah yang terkandung didalam ciptaan dan ketetapan Allah, maka tidak kurang dari ribuan hikmah yang dapat kita saripatikan. Namun akal kita amat terbatas, pengetahuan kita amat picik dan ilmu semua mahkluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, bagaikan sinar lentera yang yang sia-sia dibawah sinar matahari. Berbagai penyakit dan penderitaan mempunyai manfaat dan hikmah yang sangat banyak dan mengharukan, diantaranya: mendapat ampunan dari dosa dan kesalahan, kebajikan dan drajat yang ditinggikan, membuka jalan ke surga, mendapat kehormatan, dan ucapan selamat dari malaikat, mengembalikan hamba kepada RabbNya, mengigatkan dari kelalaian, mengingatkan akan nikmat Allah, pelajaran bagi mereka yang sehat dan mensucikan hati dari berbagai penyakit. DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA (PPM) JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM DI RUMAH SAKIT UMUM AL IHSAN BALE ENDAH BANDUNG Tausiah dan pengumuman waktu shalat lewat aiphone di ruang Zaitun I Kegiatan mendoakan di ruang Zaitun Persiapan Untuk Mewudhukan Pasien Kegiatan mendoakan pasien di Ruang Zumar Bersama para perawat di ruang A’sal Zumar Orientasi ruangan Kegiatan mentoring bersama perawat Membimbing anak-anak mengaji dimesjid Penutupan PPM KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya tercurah kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman, yang selalu menyeru seluruh manusia untuk berada dalam jalan Allah SWT yang lurus. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan bimbingan kami sehingga memudahkan kami dalam penyusunan laporan ini. 1. Bapak H. Hanny Ronosulistyo,dr.,Sp.OG(K).,MM selaku Direktur Rumah Sakit Umum Al Ihsan Bale Endah. 2. BapakAhmad Husaeni, S. Sos.i selaku kepala unit Binroh Rumah Sakit Umum Al Ihsan Bale Endah. 3. Bapak Abdul Mujib, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Praktek Profesi Mahasiswa. 4. Seluruh Binroh yang telah membimbing kami dalam praktek Profesi ini. Namun kami sadari bahwasanya dalam penyusunan laporan ini masi banyak kekurangan dan kami mengharapkan kritik dan saran dalam menyempurnakan laporan ini. Akhir kata,semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya semua kalangan yang membacanya. . Bandung, Agustus 2010 Penulis BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DALAM PERAWATAN ROHANI ISLAM DI RSUD AL-IHSAN BALEENDAH, KABUPATEN BANDUNG LAPORAN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA (LPPM) oleh : SANTI SOLIHAH NIM. 207 400 265 Disetujui oleh Dosen Pembimbing Praktik: ABDUL MUJIB, M.Ag NIP. 197509102007011029 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2 0 1 0 BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DALAM PERAWATAN ROHANI ISLAM DI RSUD AL-IHSAN BALEENDAH, KABUPATEN BANDUNG OLEH SANTI SOLIHAH 207 400 265 Laporan Praktik Profesi Mahasiswa Ini Disetujui Oleh Pembimbing Studi: ABDUL MUJIB, M.Ag NIP. 197509102007011029 Mengetahui, Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam AEP KUSNAWAN, M.Ag NIP. 197207101998021001

Minggu, 28 November 2010

MoviN9 oN

kadang kita tak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan…..
atau menunggu waktu untuk menemukan sesuatu, namun nyatanya juga tak semua yang kita cari dapat kita temukan….
tapi, percayalah… saat kita tidak menemukan apa yang kita cari….
dan saat kita tak mendapatkan apa yang kita inginkan, saat itu sebenarnya Yang Maha Kuasa sedang merencanakan sesuatu yang lain untuk kita, yang akan membuat kita lebih bahagia nantinya, lebih dari apa yang kita inginkan sebelumnya….
Namun dia akan tetap pada singasana keagunganNya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hanya Dia yang tahu apa-apa yang terdetik dalam hati hamba-hambaNya…
Dia Maha Mendengar, Dia Maha Melihat, Maha Mengerti dan peduli, tak ada pinta yang tak didengarNya, tak ada permohonan yang tak dikabulkanNya….
Hidup perlu perjuangan, karena hidup hanyalah sebuah pilihan untuk menang atau untuk kalah, karenanya, JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MEMENANGKANNYA !!!
Apapun yang terjadi sesulit apapun kenyataan yang kau hadapi… bertahanlah!! Tetap lakukan yang terbaik untuk dunia, untuk orang-orang yang kamu kasihi, untuk semua, untuk bumi ini….
Biarkan yang kita lakukan hanyalah sebagai bukti kalau kita mencintaiNya…
Biarkanlah semua yang kita tinggalkan dan hindari hanyalah sebagai bentuk ketaatan padaNya…
Dan biarkan…segala yang kita inginkan menjadi suatu bentuk pengharapan agar kita bisa terus dekat denganNya……
Kita hanya manusia badoh yang tak pernah tau apa yang terbaik untuk diri kita sendiri, oleh karena itu jangan hanya sebatas percaya padaNya, tapi PERCAYAKAN segalanya, karena dia slalu tahu yang terbaik untuk kita….
Siap menerima adanya sesuatu berarti kita siap menerima akan ketiadaan dan kehilangannya..
Kadang kala saat kita kehilangan sesuatu kita terlalu terburu-buru mencari penggantinya, hanya sebagai pelipur lara hati atau pelarian diri sebuah kata sakit akan kehilangan sesuatu yang berharga yang kita miliki, tapi percayalah…
Terkadang menunggu juga adalah sebuah perbuatan mulia untuk mendapatkan kesejatian dari sesuatu yang selama ini kita cari, sesuatu yang selama ini kita sadari tidak kita sadari, bahwa sebenarnya Tuhan sengaja mempertemukan dengan beberapa orang yang salah terlebih dahulu, sebelum kita bertemu dengan orang yang tepat, karena hidup terlalu singkat untuk dijalani dengan pilihan yang salah…
Karenanya, jika kau telah memiliki apa yang selama ini kau inginkan, jangan mudah melepaskannya, karena mungkin Tuhan akan memberi sekali saja, jangan menyerah jika kau masih merasa sanggup memilikinya, jangan tinggalkan jika kau tak pernah sanggup melupakannya…….
Kita belajar bersama…, belajar mengerti dengan rasa…, belajar memahami dengan hati…, belajar semua dengan hidup… tentang cinta…tentang ketulusan…dan persahabatan…
Berjuanglah!!! Untuk dunia yang kau impikan, untuk hidup yang lebih baik, untuk semua harapan mu, untuk semua mimpi-mimpi mu, agar kita selalu termasuk dalam golongan khalifah terbaik dibumi ini…
Jangan sia-siakan waktu dan kesempatan yang kini terbentang untuk kau jalankan…
Ini saatnya, melakukan dan memberikan yang terbaik yang kita punya pada dunia…
Untuk aqidah ini…
Untuk bangsa ini…
Seluruh sisa hidup ini…
Untuk negara ini…
seluruh sisa hidup ini, akan menjadi doa untuk mu…
dibelahan bumi manapun kau berpijak nanti, perayalah kau takkan pernah sendirian, semoga Allah mencintai mu selamanya…menemani mu dan menjaga mu senantiasa…    

Psikologi Islam: PSIKOLOGI ISLAM: Paradigma Fitrah dalam Peta Parad...

Psikologi Islam: PSIKOLOGI ISLAM: Paradigma Fitrah dalam Peta Parad...: "Oleh Prof. Dr. BAHARUDDIN, M.Ag. (Guru Besar Psikologi Islam STAIN Padangsidimpuan) Pendahuluan Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri ad..."